Langsung ke konten utama

Postingan

'Sembelit' ditubuh HMI Cabang Medan

Konstipasi Akut HMI Cabang Medan? Saya meyakini pembaca (kader HMI Cabang Medan khususnya) akan tersedak & terheran-heran apa yang mau akan saya ulas ditulisan artikel ini. Namun sebelum jauh mengulik dan membidik sasaran 'penyakit' sesuai judul diatas, maka harus dipahami dahulu secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya arah & tujuan penulis itu seperti apa dan kemana. Penulis disini juga mengatakan, bahwa pasti mempertanggung jawabkan segala bentuk kekhilafan atau bahkan terdapat kesalahan fatal dalam mengoperasikan perangkat berfikir penulis dalam menelusuri 'penyakit' HMI Cabang Medan ditengah Oase Pemikiran Kader-kadernya, bagus memang tapi jangan sampai oase pemikiran kader-kader HMI ini berujung 'penyakit' yang tak kunjung sembuh, apalagi sampai kearah KEFANATIKAN. Saya sering sebut-sebut dan tegaskan bahwa KEFANATIKAN MAMPU MENIMBULKAN DISENTEGRASI DAN DISKRIMINASI. Penyakit kita kan gitu sih, Pro sma Si A, ogah dekat si
Postingan terbaru

DAGINGNYA PARA ULAMA ITU BERACUN

Teman ? Siapakah teman itu? Ialah yang setia menemani disaat suka & duka. Jelas bukan yang ada hanya bila butuh sesuatu saja. Apalagi yang menusuk dari belakang, menggunting dalam lipatan, menyerang & melempar fitnah di tengah perjuangan. Layaknya ketika kita berada ditengah perjuangan berhijrah menjadi lebih baik. Kala level kita akan naik itu, tak sedikit dari teman kita malah jadi menjauhi dan mencaci "sok alim..sok suci..sok sholeh..riya..gila pujian..dll" Karena begitulah siklusnya, Allah sengaja melakukan seleksi itu. Kenapa? Karena di mata Allah, antum sudah beda level, mereka sudah gak level dengan antum. Proses penjauhan teman lama itu ibarat musim gugur yang merontokkan daun-daun lama yang tak layak lagi dipertahankan. Agar kelak di musim semi akan diganti oleh tunas-tunas daun yang hijau, setia nan kokoh. Seperti itulah siklus pertemanan. Pilpres 2019 bagi UAS ialah fenomena yang memperlihatkan mana teman sejati, mana lawan yang berbaju kawan se

PENYAKIT & GURITA HMI

Himpunan mahasiswa Islam atau yang masyhur dengan nickname HMI merupakan icon dari seantero organisasi mahasiswa eksternal yang ada dan berkembang di Indonesia.  Sebagai nenek moyang atau sesepuh organisasi mahasiswa, tentu HMI telah mengalami regenerasi berulang kali dan sampai generasi hari ini, HMI tetap BAHAGIA.  Lain halnya dengan para kader yang hanya bersyukur dan ikhlas namun kadang lalai berdoa dan lupa akan ikrarnya . HMI sebagai organisasi kader tentunya bergantung pada PERKADERAN, dan untuk melaksanakannya tentu harus berpedoman pada KONSTITUSI.  Namun apa yang terjadi? Ternyata ada yang penting untuk dievaluasi dalam estafet kepemimpinan di HMI.  Menjadi pemimpin di HMI di tingkat komisariat memiliki nilai jual position yang cukup WOW , begitu pula di tataran korkom (koordinator komisariat), di cabang dan di badko (badan koordinator-taraf propinsi), apalagi di tingkat pusat (Pengurus Besar/PB). Gelar ketua umum (ketua umum) diperoleh melalui pemilihan yang

TERBAKARNYA PUSAT LITERASI TERBESAR ISLAM

                                       ILUSTRASI GAMBAR Masa bani Umayyah merupakan masa ekspansi daerah kekuasaan, sedangkan masa bani Abbasiyah adalah masa pembentukan kebudayaan dan peradaban Islam, di masa bani Abbasiyah inilah perhatian terhadap ilmu pengetahuan atau literasi dan filsafat yunani memuncak, terutama di masa pemerintahan Harun Ar-rasyid yang merupakan masa keemasan kota Baghdad. Dari kota inilah lahir sinar kebudayaan dan peradaban Islam ke seluruh dunia. Prestisi politik, supremasi hukum dan kedaulatan ekonomi, serta aktivitas intelektual merupakan keistimewaan kota ini. Karena buku-buku ilmu pengetahuan atau literasi dan filsafat didatangkan dari Byzantium dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yang mana proses penerjemahan ini berlangsung kira-kira satu abad. Namun, siapa sangka kota yang melahirkan para cendekia, penerjemah-penerjemah handal dan yang merupakan pencetus pertama kali peradaban islam, juga merupakan kota yang pertama kali pula menghan

ASHABUL WURUD SEMANGAT HMI

Ket. Gambar : FOTO KETUA UMUM HMI SEKAWASAN UIN-SUMUT Sejak lama kalangan mahasiswa atau masyarakat Indonesia pada umumnya mungkin sudah tak asing lagi mendengar nama Himpunan Mahasiswa Islam atau yang disingkat HMI.  Ya, sudah 72 tahun HMI berdiri sebagai organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia yang didirikan dikota bekas ibu kota negara Indonesia yakni Yogyakarta pada tanggal 5 Februari 1947 oleh seorang mahasiswa STI Yogyakarta yang bernama Lafran Pane, tokoh muda kala itu yang merupakan kelahiran Sipirok, Sumatera Utara. Berdasarkan sejarah empiris dan pembuktian dari akar rumput atau maksud saya dari awal berdiri sampai dengan detik ini,  sudah selayaknya HMI dikatakan organisasi kemahasiswaan yang mapan dan bermanfa'at lebih untuk Republik Indonesia dalam mengawal kemerdekaan dengan semangat Ke-Islaman Ke-Indonesiaan yang diikhtiarkan oleh HMI & setiap kader-kadernya, yang mana semangat itu bersumber dari  sang pendiri yaitu  Lafran Pane "Dimanapun Ka

KETELADANAN LAFRAN PANE SEBAGAI GURU BANGSA

Penulis : Muhammad Najib (Anggota Biasa HMI Cabang Medan) Lafran Pane pantang menyerah dalam mewujudkan gagasan-gagasan baik untuk kepentingan bersama. Sepanjang tahun 1946, dia terdorong dan mempunyai ide untuk membentuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Hal ini tidak mudah karena masih ada beberapa unsur dari Persyarikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) yang belum bersedia memahaminya. Setelah melalui berbagai upaya yang tidak mudah, pada awal 1947 momentum bagi Lafran Pane tiba. Buku Lafran Pane: Jejak dan Pemikirannya (2010) karya Hariqo Wibawa Satria menjelaskan detik-detik kelahiran HMI. Saat itu, kuliah tafsir yang diampu Hussein Yahya akan berlangsung. Lafran Pane meperhatikan bahwa beberapa rekannya yang masih berseberangan pandangan kebetulan tidak hadir. Karena itu, dia meminta izin kepada sang dosen agar diberikan waktu setelah kuliah untuk berbicara di depan kelas. Hussein Yahya mengizinkannya tanpa tahu apa pokok

Mengenal Cinta lewat pintu Filsafat

Presented By : Muhammad Najib Apakah binatang memiliki cinta?  Mungkin kita bisa melihat induk binatang yang menyusui dan merawat anaknya sebagai sebentuk cinta yang natural.  Tapi benarkah itu adalah bentuk cinta? Apakah yang membentuk sebuah cinta: insting atau akal budinya?  Kalau ada sepasang merpati yang sulit dan begitu sulit dipisahkan, apakah hal ini bisa dikatakan sebagai sepasang kekasih dengan cinta sejati?  Merujuk pada pemikiran Aristoteles bahwa binatang disebut binatang karena adanya jiwa instingtif di dalamnya (jiwa sebagai pembentuk kehidupan.  Pada tumbuhan disebut jiwa vegeter dan pada manusia jiwa rasional).  Jadi, apa yang kita lihat sebagai fenomena cinta pada binatang sebenarnya bersifat instingtif dan non rasional.  Menarik bahwa dalam pemikiran eksistensialisme, cinta dilihat sebagai sesuatu yang sangat positif, luhur, dan kuat namun sekaligus ada yang melihat dengan sangat skeptis. Menurut Scheler ada tiga macam kegiatan manusia yang memberi ciri